Anglikan Kecam Innocence of Muslim

Standar

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON–Para pemimpin Anglikan di penjuru Kommunion ikut bersuara mengenai  Innocence of Muslim, sebuah film yang mengandung konten anti-Islam. Film itu sejauh ini telah memicu gerakan protes hingga kekerasan berujung kematian di negara-negara seperti Libya dan Mesir.

Uskup Agung, baik dari Anglikan dan Katholik di Selandia Baru mengutuk film tersebut, mulai dari pesan dan publikasinya. Kecaman itu, seperti dilansir oleh Allafrika.com, Kamis (19/9), dilakukan dalam pernyataan bersama Presiden Asosiasi Islam Federasi dan Dewan Yahudi Regional Welington, Komisi Hubungan Antarras dan para uskup-uskup lokal.

Menurut majalah Anglican Taonga, semua institusi tadi dalam pernyataan bersamanya menyebut film itu ‘tidak bertanggung jawab’ dan ‘mengobarkan kebencian’. Mereka juga menekankan film itu dibuat secara tidak jujur, dipresentasikan dan didesain untuk memprovokasi kebencian, melukai dan menyesatkan.

Sementara di Timur Tengah, Presiden Uskup Timur Tengah dan Yerusalem dan Uskup Mesir, Mouneer Anis, menyatakan meski film tersebut menggangu tidak seharusnya tanggapan terhadap film tersebut di luar takaran hingga membuat orang tak berdosa tewas. “Kami di sini memberi pernyataan jelas bahwa Kristiani menolak film provokatif tersebut,” ujarnya.

Sebagai upaya mencegah kekerasan yang akan datang, Anis bersama uskup yang lain menulis surat kepada Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki Moon. Isi surat meminta agar PBB mendeklarasikan bahwa tindakan sengaja untuk menghina, mencemarkan nama baik seseorang, simbol, teks dan konstruksi keyakinan yang dianggap suci oleh penganut agama atau keyakinan tertentu adalah melanggar hukum.

Kecaman juga dilontarkan oleh Anglikan Eropa. Uskup Agung dari Gereja Konvokasi Episkopal di Eropa, Pierre Whalon, mengeluarkan pernyataan dari Paris berbunyi,” propaganda anti-Islam murahan ini tak lain dari kotbah kebencian. Ia meyakini aksi semacam ini akan menuai tuntutan hukum di Prancis, beberapa negara Eropa lain.

Whalon yang juga meneken Aksi Seruan dan Komitmen dalam konferensi tingkat tinggi antara Kristen dan Muslim, mendesak para pemimpin dan pemuka agama untuk terus bekerjasama, menenangkan para umat terutama di negara-negara di mana Kristen adalah minoritas yang rentan.

“Tujuan utama film ini jelas, untuk mengobarkan pandangan seolah-olah Kristen melawan Muslim dengan menyodorkan kebohonan sarat kebencian sebagai fakta. Dengan menggambarkan Nabi sebagai sosok dengan kemungkinan terburuk, memperlihatkan bahwa harapan utama ialah memicu kekerasan dari para Muslim yang marah. Sayangnya tujuan dari film itu berhasil,”

sumber republika.co.id

Tinggalkan komentar